Oracle Punya Bukti Google Mencuri Java untuk Android - Google, seperti yang diberitakan oleh situs Appleinsider, saat ini tengah dihadapkan pada bukti baru yang menunjukkan kesengajaannya membajak hak cipta Java untuk mengembangkan Android. Adanya temuan itu bisa menghancurkan usaha Google untuk membela Android dalam gugatan yang dilayangkan Apple.
Berdasarkan laporan yang ditulis Florian Mueller untuk FOSS Patents, temuan terbaru itu didasarkan pada dua email, yang salah satunya dari Andy Rubin, penggagas Android yang kemudian perusahaannya diakuisisi oleh Google dan menjadi smartphone platform.
Sebelumnya Rubin telah membuat Danger sebagai sebuah platform mobile Java dan kemudian mengerjakan proyek Android sebelum dibeli oleh Google. Android setelahnya berubah dari full Java platform menjadi versi modifikasi yang dikatakan Google cukup berbeda sehingga tidak perlu membayar Sun untuk biaya lisensi.
Di tahun 2005, sebelum Android rilis, Rubin menulis. “Jika Sun tidak mau bekerjasama dengan kita, kita punya dua opsi: 1) Meninggalkan pekerjaan kita dan mengadopsi MSFT CLR VM and C# language, atau 2) Tetap mengerjakan Java dan mempertahankan keputusan itu, barangkali dengan cara menempatkan Sun selamanya sebagai lawan.
Berdasar email tersebut, Mueller mencatat bahwa juri yang menangani kasus itu mengatakan, “Google barangkali terlalu berani, lebih memilih bertaruh pada litigasi yang masih mungkin terjadi daripada harus membayar harga yang sesuai [untuk lisensi Java].”
Email dari Rubin itu mendikasikan bahwa tim Android sebenarnya telah menyadari mereka telah berbuat banyak baik waktu dan tenaga untuk membuat platform Java-related, bahkan usaha itu dinilai terlalu banyak sehingga tidak mungkin untuk pindah ke teknologi milik Microsoft.
Meski demikian, Google telah menolak permintaan yang diajukan Sun untuk membayar lisensi Java. Dan komen Rubin membuat masalah menjadi jelas bahwa perusahaan yang ia pimpin memang berencana untuk meneruskan proyek yang telah berjalan dan menunggu kemungkinan yang akan terjadi, siap bermusuhan bahkan telah siap jika ada tuntutan hukum.
Hampir lima tahun lalu, email kedua dari internal Google yang dikenal sebagai ‘Lindholm draft’ menyebutkan, “Apa yang telah diminta pada kami (oleh pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin) adalah menginvestigasi alternatif teknis Java untuk Android dan Chrome. Kami sudah berusaha mati-matian tapi tidak ada hasil. Kami memutuskan bahwa kami perlu menegosiasikan sebuah lisensi Java sesuai dengan apa yang kita perlukan.”
Email di atas membuat hakim federal Alsup melakukan dengar pendapat yang ditulis Mueller sebagai, ‘seorang pengacara yang pandai hanya memerlukan dokumen (email) itu ‘dan Magna Carta’ (dasar hukum asli) untuk memenangkan kasus ini atas nama Oracle dan Google-pun terbukti telah melanggar hak Oracle dengan sengaja.’
Berdasarkan laporan yang ditulis Florian Mueller untuk FOSS Patents, temuan terbaru itu didasarkan pada dua email, yang salah satunya dari Andy Rubin, penggagas Android yang kemudian perusahaannya diakuisisi oleh Google dan menjadi smartphone platform.
Sebelumnya Rubin telah membuat Danger sebagai sebuah platform mobile Java dan kemudian mengerjakan proyek Android sebelum dibeli oleh Google. Android setelahnya berubah dari full Java platform menjadi versi modifikasi yang dikatakan Google cukup berbeda sehingga tidak perlu membayar Sun untuk biaya lisensi.
Di tahun 2005, sebelum Android rilis, Rubin menulis. “Jika Sun tidak mau bekerjasama dengan kita, kita punya dua opsi: 1) Meninggalkan pekerjaan kita dan mengadopsi MSFT CLR VM and C# language, atau 2) Tetap mengerjakan Java dan mempertahankan keputusan itu, barangkali dengan cara menempatkan Sun selamanya sebagai lawan.
Berdasar email tersebut, Mueller mencatat bahwa juri yang menangani kasus itu mengatakan, “Google barangkali terlalu berani, lebih memilih bertaruh pada litigasi yang masih mungkin terjadi daripada harus membayar harga yang sesuai [untuk lisensi Java].”
Email dari Rubin itu mendikasikan bahwa tim Android sebenarnya telah menyadari mereka telah berbuat banyak baik waktu dan tenaga untuk membuat platform Java-related, bahkan usaha itu dinilai terlalu banyak sehingga tidak mungkin untuk pindah ke teknologi milik Microsoft.
Meski demikian, Google telah menolak permintaan yang diajukan Sun untuk membayar lisensi Java. Dan komen Rubin membuat masalah menjadi jelas bahwa perusahaan yang ia pimpin memang berencana untuk meneruskan proyek yang telah berjalan dan menunggu kemungkinan yang akan terjadi, siap bermusuhan bahkan telah siap jika ada tuntutan hukum.
Hampir lima tahun lalu, email kedua dari internal Google yang dikenal sebagai ‘Lindholm draft’ menyebutkan, “Apa yang telah diminta pada kami (oleh pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin) adalah menginvestigasi alternatif teknis Java untuk Android dan Chrome. Kami sudah berusaha mati-matian tapi tidak ada hasil. Kami memutuskan bahwa kami perlu menegosiasikan sebuah lisensi Java sesuai dengan apa yang kita perlukan.”
Email di atas membuat hakim federal Alsup melakukan dengar pendapat yang ditulis Mueller sebagai, ‘seorang pengacara yang pandai hanya memerlukan dokumen (email) itu ‘dan Magna Carta’ (dasar hukum asli) untuk memenangkan kasus ini atas nama Oracle dan Google-pun terbukti telah melanggar hak Oracle dengan sengaja.’
Google sebelumnya telah mengumumkan pada publik dengan menuduh Oracle (yang telah mengambil Java dari Sun) bersama Apple dan Microsoft, ‘telah secara terorganisir memusuhi Android [...] dilancarkan melalui paten palsu’, tanpa pernah mengakui bahwa Oracle telah turut menyumbang Android dengan lisensi Java yang tidak diakui Google.
Google berusaha menyembunyikan dokumen yang terkait dengan Oracle, dan mengatakan bahwa email Lindholm dilindungi oleh pengacara. Sebaliknya, hakim Alsup menolak permohonan Google yang mengatakan bahwa email itu adalah sebuah draft belum jadi dan tidak pernah dikirim kepada siapapun, demikian dikatakan dalam laporan situs Bloomberg.
Saat Bloomberg memaksa Google menerangkan tentang email itu, juru bicara Google Katelin Todhunter-Gerberg mengatakan bahwa pihaknya tida mau berkomentar tentang masalah tersebut.
Pendapatan Google yang sangat besar dari iklan di internet diperkirakan membuat Google dengan mudah membayar klaim tersebut, namun pemberi lisensi Android mungkin menolak hal itu.
Ketakutan untuk membayar royalti pada Microsoft dan Oracle dalam lisensi Android dapat mencegah pemberi lisensi untuk bekerja sama dengan Android, dan mendorong beberapa perusahaan untuk mengembangkan platform mereka sendiri. Seperti yang dilakukan Samsung pada OS Bada, HP dengan webOS, Nokia dengan bekerja sama dengan Microsoft dan Motorola yang masih dalam upaya untuk kustomisasi Linux.
Kasus Google vs. Oracle akan berlanjut di pengadilan pada 31 Oktober 2011. Oracle sepertinya tidak akan menyerah begitu saja dan bisa memenangkan kasusnya sebelum ITC memutuskan untuk menghentikan impor ponsel Android ke Amerika.
Google berusaha menyembunyikan dokumen yang terkait dengan Oracle, dan mengatakan bahwa email Lindholm dilindungi oleh pengacara. Sebaliknya, hakim Alsup menolak permohonan Google yang mengatakan bahwa email itu adalah sebuah draft belum jadi dan tidak pernah dikirim kepada siapapun, demikian dikatakan dalam laporan situs Bloomberg.
Saat Bloomberg memaksa Google menerangkan tentang email itu, juru bicara Google Katelin Todhunter-Gerberg mengatakan bahwa pihaknya tida mau berkomentar tentang masalah tersebut.
Pendapatan Google yang sangat besar dari iklan di internet diperkirakan membuat Google dengan mudah membayar klaim tersebut, namun pemberi lisensi Android mungkin menolak hal itu.
Ketakutan untuk membayar royalti pada Microsoft dan Oracle dalam lisensi Android dapat mencegah pemberi lisensi untuk bekerja sama dengan Android, dan mendorong beberapa perusahaan untuk mengembangkan platform mereka sendiri. Seperti yang dilakukan Samsung pada OS Bada, HP dengan webOS, Nokia dengan bekerja sama dengan Microsoft dan Motorola yang masih dalam upaya untuk kustomisasi Linux.
Kasus Google vs. Oracle akan berlanjut di pengadilan pada 31 Oktober 2011. Oracle sepertinya tidak akan menyerah begitu saja dan bisa memenangkan kasusnya sebelum ITC memutuskan untuk menghentikan impor ponsel Android ke Amerika.
Sekian tentang Oracle Punya Bukti Google Mencuri Java untuk Android yang dikutip dari source